Situs Informasi Berita Kriminal Terupdate

Tragis! ART di Batam Dipaksa Makan Kotoran Anjing dan Gajinya Tak Dibayar Setahun

Kasus kekerasan dan pelanggaran hak asasi terhadap Asisten Raja mahjong Rumah Tangga (ART) kembali mencuat di Batam. Seorang ART mengalami perlakuan keji dari majikannya yang tidak hanya menunda pembayaran gaji selama setahun, tapi juga melakukan penganiayaan fisik dan perlakuan tidak manusiawi yang sangat memprihatinkan. Kasus ini mengundang perhatian luas dari masyarakat dan berbagai lembaga perlindungan hak tenaga kerja rumah tangga.

Gaji Setahun Tidak Dibayar: Bentuk Pelanggaran Hak ART

Salah satu bentuk ketidakadilan paling mencolok yang dialami gates of hades slot oleh ART tersebut adalah penundaan pembayaran gaji selama satu tahun penuh. Hak atas upah yang layak merupakan hak dasar setiap pekerja, termasuk ART. Tidak membayar gaji secara tepat waktu jelas melanggar undang-undang ketenagakerjaan dan menimbulkan beban ekonomi yang berat bagi pekerja.

ART yang menjadi korban mengaku bahwa ia sudah berulang kali meminta haknya, namun majikan justru mengabaikan dan mengancamnya jika terus mengeluh. Situasi ini semakin memperburuk kondisi psikologis korban.

Penganiayaan Fisik: Kekerasan yang Tidak Bisa Ditoleransi

Selain persoalan gaji, ART di Batam ini juga mengalami penganiayaan fisik dari majikannya. Penganiayaan tersebut termasuk pemukulan hingga membuat korban mengalami luka memar dan trauma berat. Kekerasan terhadap pekerja rumah tangga bukanlah hal yang bisa dianggap remeh karena melanggar hak asasi manusia dan bisa berdampak jangka panjang bagi korban.

Korban juga mengungkapkan bahwa penganiayaan sering terjadi ketika ia dianggap “tidak patuh” atau melakukan kesalahan kecil di rumah majikan. Tindakan kekerasan ini mencerminkan ketidakadilan yang sangat merugikan ART.

Disuruh Makan Kotoran Anjing: Perlakuan Tidak Manusiawi

Yang paling mengejutkan dan membuat hati publik terpukul adalah pengakuan ART yang disuruh oleh majikannya untuk memakan kotoran anjing. Perlakuan ini jelas merupakan bentuk penghinaan dan penyiksaan psikologis yang sangat berat.

Tindakan ini tidak hanya melanggar norma kemanusiaan, tapi juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental korban. Perlakuan semacam ini harus segera dihentikan dan pelaku mendapat sanksi tegas dari hukum.

Tuntutan dan Peran Lembaga Perlindungan Tenaga Kerja Rumah Tangga

Kasus ini memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk lembaga perlindungan tenaga kerja rumah tangga dan aktivis hak asasi manusia. Mereka menyerukan agar pemerintah dan aparat penegak hukum bertindak tegas untuk melindungi hak-hak ART serta memberikan keadilan bagi korban.

Beberapa organisasi juga mengingatkan pentingnya edukasi bagi majikan mengenai perlakuan yang layak dan manusiawi kepada ART, serta perlunya regulasi yang lebih ketat untuk mengawasi praktik tenaga kerja rumah tangga.

Kesimpulan: Perlindungan dan Keadilan bagi ART adalah Prioritas

Kasus keji majikan di Batam terhadap ART ini menjadi pengingat serius bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja rumah tangga masih jauh dari kata memadai. Gaji yang tidak dibayar, penganiayaan fisik, dan perlakuan tidak manusiawi harus menjadi perhatian utama pemerintah dan masyarakat.

Setiap ART berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan manusiawi sesuai dengan hak asasi manusia. Penegakan hukum yang tegas dan kesadaran sosial menjadi kunci untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.

Exit mobile version